Rabu, 26 November 2014

KERAPATAN JARINGAN FISPAN

I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di sekitar kita banyak sayur dan buah yang segar dengan warna-warna yang cantik. Dari warna itu ternyata bukan sekadar penghias saja, tapi juga menyiratkan kandungan nutrisinya. Menurut ahli nutrisi Marsuzi Iskandar dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, warna pada sayuran mengisyaratkan kandungannya. Zat aktif yang penting dalam sayur dan buah adalah fitokimia atau kelompok gizi pada tanaman dan flavonoid, senyawa antioksidan.
Sayur-sayuran merupakan nama yang diberi kepada makanan pokok yang dikonsumsi oleh manusia, tetapi tidak termasuk dalam kategori buah-buahan, kacang-kacangan, herba, dan rempah-rempah. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lain harus dimasak dengan caranya masing-masing. Bagaimanapun juga, beberapa jenis sayuran ada yang dapat digunakan untuk membuat dessert (makanan penutup) dan jenis makanan manis lainnya, contohnya roti wortel (carrot cake).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum tentang kerapatan jaringan dan indeks limbah pada buah dan sayur.
2.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum kerapatan jarinagn yaitu, untuk mengetahui tingkat kerapatan jaringan dan indeks limbah pada buah dan sayuran.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu, sebagai bahan dasar informasi mengenai kerapatan jaringan dan indeks limbah pada buah dan sayur.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Markisa
Markisa tergolong ke dalam tanaman genus Passiflora, berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika. Nama lain yang dikenal untuk buah ini antaranya maracujá (Portugis), maracuyá (Spanyol), Passion Fruit (Inggris), Granadilla (Amerika Selatan dan Afrika Selatan), Pasiflora (Israel), Lilikoʻi (Hawaii), dan Lạc tiên, Chanh dây atau Chanh leo (Vietnam). Di Indonesia terdapat dua jenis markisa, yaitu markisa ungu (passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi, dan markisa kuning (passiflora flavicarva) yang tumbuh di dataran rendah. Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi markisa ini antara lain Sumatera Utara, dan Sul Sel (Tjitrosoepomo, 2011).
Buah markisa dilapisi oleh lapisan serupa jeli yang rasanya manis dan beraroma harum. Dapat dikonsumsi segar bersama bijinya. Disamping itu, dapat pula diolah menjadi sirup atau selai markisa. Markisa mengandung nutrisi yang cukup lengkap dan berguna untuk kesehatan, diantaranya passiflorine yang berkhasiat menenteramkan urat saraf. Buah ini juga mengandung gizi lainya seperti vitamin A, C, dan berbagai mineral (Anonim, 2009)
2.2 Sayur Kangkung

2.3 Kerapatan Jaringan
Jaringan tumbuhan dikategorikan menjadi tiga jaringan. Jaringan epidermis Adalah jaringan yang melapisi daun dan bagian tumbuhan yang masih muda. Jaringan pengangkut Komponen utama jaringan pengangkut adalah xilem dan floem. Jaringan penyokong Jaringan penyokong meliputi tiga jaringan dasar, yaitu parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel – sel parenkim, jaringan pembuluh, dan lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemasakan, perikarpium bertambah jumlah selnya (Heyne, 1987).

Masing-masing merupaka lapisan terluar, bagian tengah dan lapisan terdalam. Kadang-kadang eksokarpium dan endokarpium merupakan epidermis luar dan dalam dinding ovarium. Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat pada perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau tipe buah. Ada 2 macam tipe perikarpium, yaitu parenkematik, pada buah berdaging dan sklerenkimatik pada buah keringan (Heyne, 1987).
2.4 Indeks Limbah
Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya. Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor pertanian. Beberapa contoh limbah pertanian diantara lain adalah sabut dan tempurung kelapa,jerami dan dedak padi (Hariyanto,2004).
Limbah pertanian dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu limbah pra panen dan saat panen serta limbah pasca panen. Sedangkan limbah pasca panen itu juga terbagi menjadi limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau sering dikenal dengan limbah industri pertanian (Hariyanto,2004).
Indeks limbah merupakan ration antara bagian tanaman yang dikonsumsi dan bagian tanaman sebagai limbah pertanian. Pada tanaman alpukat memiliki limbah yang lebih berat daripada konsumsi dan wortel memiliki limbah yang sedikit dari konsumsi ini disebabkan karna buah alpukat terdapat biji yang memiliki berat lebih besar daripada konsumsi dan wortel memiliki kulit yang tipis sehingga limbahnya sedikit (Putu,2000).




III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Adapun praktikum Kerapatan Jaringan ini di lakukan diLaboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas hasanuddin Makassar, pada hari senin 17 Maret 2014, pukul  14:30 WITA-selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan  pada percobaan ini yaitu, timbangan, pisau, dan gelas piala.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, buah Markisa dan sayur Kangkung
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum indeks limbah yaitu :
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Menimbang berat awal sayur dan buah menggunakan timbangan
3.      Memisahkan antara bagian yang dikonsumsi dan tidak konsumsi dan menimbangnya
4.      Memasukkan air sebanyak 300 ml kedalam gelas piala dan memasukkan satu pe satu bagian yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.
5.   Menghitung Indeks limbah =  x 100%.
Adapun prosedur kerja praktikum kerapatan jaringan yaitu :
5.      Menyiapkan alat dan bahan
6.      Menimbang berat awal sayur dan buah menggunakan timbangan
7.      Memisahkan antara bagian yang dikonsumsi dan tidak konsumsi dan menimbangnya
8.      Memasukkan air sebanyak 300 ml kedalam gelas piala dan memasukkan satu pe satu bagian yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.
9.      Menghitung Volume jenis air dengan rumus Vakhir-Vair.









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Data Tabel Pengamatan
Tabel 1 : Pengamatan indeks limbah
No.
Komoditi
Berat awal
B. konsumsi
B. limbah
1.
Markisa
0,95 kg
0,55 kg
O,40 kg
2.
kangkung
0,30 kg
0,20 kg
0,10 kg
Sumber :  Data primer setelah diolah, 2014
Tabel 2 : Pengamatan indeks limbah
No.
Komoditi
Berat awal
B. konsumsi
B. limbah
V. Limbah
V. konsumsi
1.
Markisa
0,95 kg
0,55 kg
O,40 kg
0,45 kg
0,50 kg
2.
kangkung
0,30 kg
0,20 kg
0,10 kg
0,20 kg
0,30 kg
Sumber :  Data primer setelah diolah, 2014
4.1.2 Analisis Perhitungan WI
Indeks limbah (WI) =  x 100%
Indeks Limbah Buah Markisa =  x 100%
                                                = 10,52 %
Indeks Sayur Kangkung         =  x 100%
                                                = 33,33 %

·         Volume Jenis
Vj = Vakhir – Vair
Vj markisa konsumsi         = 350 ml - 300 ml = 50 ml.
Vj markisa limbah              = 345 ml – 300 ml = 45 ml.
Vj kangkung konsumsi                 = 330 ml – 300 ml = 30 ml.
Vj kangkung Limbah                    = 320 ml – 300 ml = 20 ml.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis perhitungan, didapatkan nilai Waste Indeks dari komoditi yang di uji. Nilai indeks limbah pada buah markisa yakni 10,52 % lebih rendah dibandingkan dengan indeks limbah sayur kangkung sebesar 33,33 %. Hal ini membuktikan bahwa komoditi buah markisa jumlah bagian yang dikonsumsi itu lebih banyak.
Tinggi rendahnya Indeks limbah berbanding lurus pula dengan waktu pengkonsumsian  dan penanganan untuk komoditi tersebut. Untuk menperoleh indeks limbah yang rendah pada setiap komoditi yang ada, maka sangat penting untuk mengetahui kapan sebaiknya buah atau sayur tersebut di konsumsi dan bagaimana penanganan yang baik dalam hal ini penanganan pasca panennya. Jika tidak, maka akan tinggi nilai indeks limbah dan tentunya akan sia-sia unutk di buang begitu saja.
Menurut pratigja dan wartoyo (2006), menyatakan bahwa masalah penanganan produk hortikultura setelah di panen sampai saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius baik di kalangan petani, pedagang, maupun diklangan konsumen sekaligus. Walaupun hasil yang diperoleh petani mencapai hasil maksimal, tetapi apabila penanganan setelah di panen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut akan segera mengalami penurunan mutu atau kualitas.




V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum tentang indeks limbah dan kerapatan jaringan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Indeks limbah dari buah markisa lebih kecil yakni 10, 52 % dibandingkan dengan nilai indeks limbah sayur kangkung dengan besar 33,33 %.
2.      Tinggat kerapatan jaringan pada buah markisa untuk konsumsi yakni 50 ml dan unutk volume limbahnya 45 ml.
3.      Nilai kerapatan jaringan pada sayur kangkung untuk volume konsumsi adalah 30 ml dan unutk limbah 20 ml

5.2 Saran
Dalam praktikum sebaiknya dipersiapkan alat-alat laboratorium yang lengkap dan diperlukan kerjasama lebih sesame praktikan yang melaksakan setiap praktikum.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Marikisa passiflora. http//: dewioner.blogspot.com/2009/12/ markisa-passiflora.html. diakses pada tanggal 25 Mei 2014. Makassar.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan,  Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, Gajah Mada University  Press, Yogyakarta.






















LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN SURVEI LAPANGAN KONSERVASI TANAH DAN AIR

I. PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, dimana tanah digunakan sebag...