BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tumbuhan
merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping
itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan
mahluk hidup. Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis atau kol baik
secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan
antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak
berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.
Markisa
adalah salah satu tanaman yang memiliki ciri morfologi yang khas. Tanaman
markisa berasal dari Amerika Selatan, yaitu Brazil, Argentina dan Paraguay.
Tanaman ini tumbuh didaerah sub tropik atau troppik didataran tinggi. Tanaman
markisa merupakan tanaman tahunan yang batangnya merambat dan menjalar dibawah
tanah atau pada pohon.
Kentang mempunyai sifat menjalar, batangnya
berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50 - 120 cm, dan tidak berkayu.
Batang dan daun berwarna hijau kemerah- merahan atau keungu - unguan. Bunganya
berwarna kuning keputihan atau ungu. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat
kecil bahkan sangat halus
Umbi kentang terbentuk
dari cabang samping diantara akar-akar. Umbi berfungsi untuk menyimpan bahan
makanan sepeti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Ukuran,
bentuk, dan warna umbi kentang bermacam-macam, tergantung varietasnya. Bentuk
umbi ada yang bulat, oval agak bulat, dan bulat panjang. Umbi kentang ada yang
berwarna kuning, putih, dan merah. Umbi kentang merupakan ujung stolon yang membesar
dan merupakan yang mengandung karbohodrat tinggi.
Selain mengandung zat
gizi, umbi kentang mengandung solanin. Zat ini bersifat racun berbahaya
bagi yang memakannya. Racun solanin tidak dapat hilang apabila umbi tersembul
keluar dari tanah dan terkena sinar matahari. Umbi kentang yang masih
mengandung racun solanin berwarna hijau walaupun telah tua.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui bagaimana ara penanganan pasca panen dari para penjual buah dan
sayur yang ada di pasar tradisional.
Sedangkan kegunaannya adalah sebagai bahan informasi
dasar dalam penanganan buah/sayur yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman
2.1.1 Tanaman Kentang
Dalam
taksonomi tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Solanales
Famili : Solanaceae
Genus :
Solanum
Spesies :
Solanum tuberosum L.
2.1.2 Tanaman Markisa
Klasifikasi dari tanaman markisa antara lain
:
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis
2.2
Penanganan Pasca Panen
2.2.1
Tanaman Kentang
Kentang adalah
bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kentang
mengandung energi sebesar 83 kilokalori, protein 2 gram, karbohidrat 19,1 gram,
lemak 0,1 gram, kalsium 11 miligram, fosfor 56 miligram, dan zat besi 1
miligram (Goda,2014)
Kegiatan pasca panen kentang yang perlu dilakukan supaya
diperoleh umbi kentang yang bermutu baik pada dasarnya meliputi pembersihan, sortasi dan grading,
penyimpanan dan pengemasan. Menurut Susila (2006), Ada pun masing-masing pelaksanaan pasca panen
tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pembersihan
Pembersihan adalah proses menghilangkan kotoran yang menempel
pada umbi. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada umbi
supaya umbi terlihat menarik. Selama pembersihan , usahakan umbi kentang bebas
dari segala kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah, sisa tanaman atau
akar tanaman dengan cara dipangkas, setelah itu dicuci dengan air bersih secara
hati-hati. Untuk mencucinya dapat dilakukan dengan cara memasukkan umbi ke
dalam bak air atau disemprot dengan air bersih.Umbi-umbi yang sudah dibersihkan
tersebut ditaruh pada terpal atau bahan lain untuk dikeringanginkan. Dalam
pengeringan umbi yang baru dicuci itu jangan dikeringkan langsung pada sinar
matahari.
b. Sortasi dan Grading
Adalah proses pemilihan dan pemisahan umbi berdasarkan
kualitas dan ukuran. Tujuannya untuk memisahkan umbi yang baik dengan yang
jelek untuk memperoleh umbi yang seragam dalam ukuran dan kualitasnya..
Caranya, pilih umbi yang sudah dibersihkan itu antara umbi yang baik dan umbi
yang jelek berdasarkan : (1) Ada tidaknya cacat pada umbi; (2) Normal tidaknya
bentuk dan ukuran umbi; dan (3) Ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada
umbi. Umbi yang sudah dipilih itu dipilah-pilah lagi berdasarkan kualitas dan
ukuran (grading/pengkelasan).
Grading/pengkelasan umbi kentang itu digolongkan menjadi :
(1) Kelas AL (> 200 gram/umbi); (2) Kelas A (120 - 200 gram/umbi); (3) Kelas
B (80 - 120 gram/umbi); dan (4) Kelas C (50 - 80 gram/umbi).
c. Penyimpanan
Adalah proses menyimpan umbi hasil panen sebelum dipasarkan.
Tujuannya untuk menunggu saat pemasaran yang tepat. Cara menyimpannya, umbi
kentang dimasukkan ke dalam wadah berupa kotak kayu/krat/keranjang/ waringkemudian
wadah itu dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapih. Jika
wadah berisi kentang itu disimpan dalam gudang, usahakan gudang penyimpanan
mempunyai ventilasi udara yang cukup supaya sirkulasi udara lancar dan
kelembabannya sekitar 65 - 75%. Selain itu, gudxang mencapat sinar matahari
yang cukup dan keadaannya selalu bersih.
d. Pengemasan
Pengemasan adalah proses mengemas umbi kentang yang dilakukan
dengan menggunakan bahan pengemas sesuai dengan tujuan pasar. Tujuannya, untuk memudahkan
distribusi dan melindungi umbi dari kerusakan mekanis dan fisiologis serta
memperbaiki penampilan sehingga disukai konsumen. Caranya, umbi yang sudah
dipilih sesuai kualitasnya dikemas dalam wadah tertentu, misalnya dengan
karung, jaring plastik/waring/poli net yang bersih dan tidak ada sisa bahan
lainnya. Wadah berisi kentang itu ujungnya ditutup rapat-rapat, misalnya
dijahit dengan jarum karung atau tali plastik.
Jika kentang itu akan langsung dijual ke pasar, kentang dapat
dikemas langsung dalam waring dengan kapasitgas ± 40 kg, tetapi apabila akan
dijual ke pasar khusus, misalnya Supermarket, kemasannya disesuaikan dengan
permintaan Supermarket tersebut.
2.2.2
Tanaman Markisa
Markisa tergolong ke dalam tanaman genus Passiflora,
berasal dari daerah tropis dan sub tropis di Amerika.
Nama lain yang dikenal untuk buah ini antaranya maracujá (Portugis),
maracuyá (Spanyol),
Passion Fruit (Inggris),
Granadilla (Amerika Selatan dan
Afrika Selatan), Pasiflora (Israel),
Lilikoʻi (Hawaii),
dan Lạc tiên, Chanh dây atau Chanh leo (Vietnam).
Di Indonesia
terdapat dua jenis markisa, yaitu markisa ungu (passiflora edulis) yang
tumbuh di dataran tinggi, dan markisa kuning (passiflora flavicarva)
yang tumbuh di dataran rendah. Beberapa daerah yang menjadi sentra produksi
markisa ini antara lain Sumatera Utara,
dan Sul Sel (Tjitrosoepomo, 2011).
Menurut Setiawan (1995),
dalam hal penanganan pasca panen perlu dilakukan beberapa cara yaitu :
Pencucian
Pencucian dimaksudkan
untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel sehingga mempermudah
penggolongan/penyortiran. Cara pencucian tergantung pada kotoran yang menempel.
Penyortiran
Penyortiran buah
dilakukan sejak masih berada di tingkat petani, dengan tujuan. Memilih buah
yang baik dan memenuhi syarat, buah yang diharapkan adalah yang memiliki ciri
sebagai berikut; Tidak cacat, kulit buah harus mulus tanpa bercak. Cukup tua
tapi belum matang. Ukuran buah seragam. Biasanya dipakai standar dalam 1 kg
terdiri dari 3 buah atau berbobot maksimal 400 g. Bentuk buah seragam.Pesanan paling
banyak adalah yang berbentuk lonceng. Buah yang banyak diminta importir untuk
konsumen luar negeri adalah buah alpukat yang dagingnya berwarna kuning mentega
tanpa serat. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,semua syarat tadi
tidak terlalu diperhitungkan.
Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan adalah
wadah/tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas. Kemasan untuk pasar
lokal berbeda dengan yang untuk diekspor. Untuk pemasaran di dalam negeri, buah
alpukat dikemas dalam karung-karung plastik/keranjang, lalu diangkut dengan
menggunakan truk. Sedangkan kemasan untuk ekspor berbeda lagi, yaitu umumnya
menggunakan kotak karton berkapasitas 5 kg buah alpukat. Sebelum dimasukkan ke
dalam kotak karton, alpukat dibungkus kertas tissue, kemudian diatur sususannya
dengan diselingi penyekat yang terbuat dari potongan karton.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Minggu, 16 Maret 2014 pukul 06.00 wita sampai pukul 10.00 WITA di Pasar Terong Makassar,
Sulawesi Selatan.
3.2 Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini yaitu alat tulis
menulis dan kamera.
Bahan
yang digunakan adalah buah dan sayur yang diamati.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun kerja yang dilakukan dalam kunjungan
lapangan/pasar adalah :
1.
Mendatangi
lokasi pasar dan mendatangi salah satu pedagang.
2.
Memilih
komoditas sayur dan buah tertentu yang diinginkan.
3.
Mengamati
morfologi buah.
4.
Menanyakan
beberapa pertanyaan tentang penanganan pasca panen dari buah dan sayur.
5.
Mengambil
gambar dari buah dan sayur tersebut.
6.
Mencatat
hasil dan membuat laporan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Goda.2014.
Isi Kandungan Gizi Kentang Komposisi
Nutrisi Bahan Makanan. http://www.organisasi.org/01/isi-kandungan-gizi-kentang-komposisi-nutrisi-bahan
makanan.html.
Diakses pada 22 Maret 2014
Setiawan,
Ade Iwan. 1995. Penanganan pasca panen
buah dan sayur .Penebar Swadaya. Jakarta.
Susila.2006. Panen dan Pasca panen.http://novi-biologi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 : Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar