Rabu, 26 November 2014

LAPORAN SURVEI LAPANGAN KONSERVASI TANAH DAN AIR

I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, dimana tanah digunakan sebagai wadah atau tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman yang berguna bagi makhluk hidup seperti manusia dan hewan. Tetapi tanah juga bisa mendatangkan bencana bagi makhluk hidup.
Di Indonesia khususnya, sering terjadi berbagai macam bencana alam yang datang silih berganti, seperti : banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana alam tanah longsor disebabkan adanya erosi tanah akibat dari tanah gundul yang tidak dapat menahan air hujan yang turun ke bumi dengan jumlah yang sangat besar.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini deperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak terata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Konservasi tanah sangat penting untuk mengatasi degradasi lahan yang merupakan salah satu dari empat ancaman utama terhadap pelaksanaan RPPK, khususnya pada sektor pertanian di mana ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama. Keempat ancaman tersebut adalah: (1) pelandaian dan stagnasi produktivitas padi akibat kemandegan implementasi inovasi teknologi, (2) ketidakstabilan produksi padi akibat cekaman hama dan penyakit serta iklim, (3) degradasi sumber daya pertanian, terutama lahan dan air, serta (4) konversi lahan pertanian.
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka dianggap perlu untuk melakukan praktikum lapangan ini.



1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum lapangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan teras vegetative dengan menggunakan patok dari pohon gamal.



II.    Kondisi Umum Lokasi
2.1  Letak lokasi
Kabupaten Gowa dengan letak geografis wilayah antara 5° 17 38,6 LS sampai dengan 119° 36 20,3 BT Praktikum lapang Dusun manyampa desa tana karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten  Gowa, Sulawesi Selatan. Adapun letak administratifnya yakni :
Sebelah utara               : Desa Moncongloe, Kec. Manuju
Sebelah timur              : Desa Pattalikkang, kec. Manuju
Sebelah selatan            : Desa Bissoloro, kec. Bungaya
Sebelah barat               : Desa Towat, kec. Polombangkeng Utara
2.2  Kondisi Biogeofisik
Lingkungan biogeofisik adalah suatu bentuk keseimbangan ekosistem yang dinamis antar komponen-komponen lingkungan hidup manusia seperti air, tanah, udara dan keanekaragaman hayati. Wilayah ini merupakan wilayah yang memiliki dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran tinggi daerah ini memiliki kemiringan sekitar 10 sampai 30˚. Pada daerah ini tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik. Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi. Tanah pada daerah ini memiliki pH sekitar 5 sampai 6.




III. METODE PELAKSANAAN
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan dilaksanakan pada hari selasa, 27 Mei 2014 pada pukul 07.00 wita sampai 13.00 wita lapang di Dusun manyampa, Desa Tana Karaeng, , Kecamatan Manuju, Kabupaten  Gowa, Sulawesi Selatan.
3.2  Alat dan Bahan
Pada Praktikum Pembuatan Teras ini alat yang digunakan berupa alat pengukur kemiringan, parang, peta RBI, GPS, selang, meteran, alat tulis menulis dan kamera.
Adapun bahan yang digunakan yaitu air, patok dari gamal dan ranting dedaunan atau semak belukar.
3.3  Prosedur Pelaksanaan
Prosedur percobaan pada praktikum lapangan ini adalah :
1.             Mengisi selang dengan air,
2.             Mengambil pohon gamal untuk dijadikan patok ukuran panjang 70 cm menggunakan parang dan dua patok dengan ukuran yang lebih tinggi,
3.             Patok ukuran yang lebih tinggi dari 70 cm dijadikan penanda,
4.             Memasang patok pada suatu titik dengan  jarak antar patok 0.5 meter atau 1 meter dan jarak antar patok kelompok lain yaitu 5 meter,
5.             Pada penempatan tiap patok dalam garis kontur  menggunakan tolak ukur dari selang, yaitu jika air pada ujung yang satu dengan ujung yang satu lagi sama maka disitulah titik penempatan patok, hal ini dilakukan untuk mengetahui persamaan ketinggian tiap titik kontur teras, dan
6.             Memberikan vegetasi pada garis kontur.
7.             Menghitung kemiringan lereng dengan menggunakan alat pengukur kemiringan.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
          Gambar hasil pembuatan teras pada praktikum lapang Konservasi Tanah dan Air yaitu :
 
          Gambar 1. Pembuatan Patok                 Gambar 2.  Pengukuran Jarak Patok
          Gambar 3. Penanaman Patok               Gambar 4. Kesesesuaian Kemiringan
4.2.    Pembahasan
Setelah melakukan praktikum lapang  Konservasi Tanah dan Air maka didapatkan hasil bahwa untuk tehnik konservasi tanah dengan tanah yang memiliki kemiringan 10 - 30˚ dapat menggunakan metode vegetative, hal ini dilakukan untuk mengurangi erosi. Pada hasil perhitungan kemiringan lereng didapatkan hasil yaitu 15˚. Sesuai dengan pendapat Hamilton (1997) bahwa Teknologi vegetatif (penghutanan) sering dipilih karena selain dapat menurunkan erosi dan sedimentasi di sungai-sungai juga memiliki nilai ekonomi (tanaman produktif) serta dapat memulihkan tata air suatu Daerah Aliran Sungai. Menurut Sukirno (1995) Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat: (1) memelihara kestabilan struktur tanah melalui sistem perakaran dengan memperbesar granulasi tanah, (2) penutupan lahan oleh serasah dan tajuk mengurangi evaporasi, (3) disamping itu dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah penyerapan air (infiltrasi) dan mencegah terjadinya erosi.
Menurut Harsono (1995) Penutupan tanah dengan vegetasi dapat meningkatkan infiltrasi karena perakaran tanaman akan memperbesar granulasi dan porositas tanah, disamping itu juga mempengaruhi aktifitas mikroorganisme yang berakibat pada meningkatkan porositas tanah . Selanjutnya air masuk melalui infiltrasi tetap tersimpan karena tertahan oleh tanaman penutup di bawahnya atau sisa-sisa tanaman berupa daun yang sifatnya memiliki penutupan yang rapat sehingga menekan evaporasi.
            Dalam konservasi tanah metode vegetative ini kami membuat teras vegetasi , teras vegetasi dibuat dengan cara membuat garis kontur dan memberikan vegetasi pada garis kontur tersebut. Tanaman yang digunakan pada pembuatan garis kontur yaitu tanaman gamal, karena tanaman gamal dapat tumbuh dengan baik dan cepat. Fungsi utama teras vegetasi adalah memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai merusak, dan meningkatkan laju infiltrasi tanah.



V.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Bahwa untuk tehnik konservasi tanah dengan tanah yang memiliki kemiringan sekitar 10 - 30˚ dapat menggunakan metode vegetative, hal ini dilakukan untuk mengurangi erosi.
2.      Teras vegetasi dibuat dengan cara membuat garis kontur dan memberikan vegetasi pada garis kontur tersebut.
3.      Fungsi utama teras vegetasi adalah memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai merusak, dan meningkatkan laju infiltrasi tanah.



DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, L.S. dan P.N.King, 1997. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika (Tropical Forested Watersheds). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harsono, 1995. Hand Out Erosi dan Sedimentasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sukirno, 1995. Hand Out Teknik Konservasi Tanah. Program Studi Teknik Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.




 KONSERVAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN SURVEI LAPANGAN KONSERVASI TANAH DAN AIR

I. PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, dimana tanah digunakan sebag...