I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang ada
di bumi, dimana tanah digunakan sebagai wadah atau tempat tumbuhnya berbagai
jenis tanaman yang berguna bagi makhluk hidup seperti manusia dan hewan. Tetapi
tanah juga bisa mendatangkan bencana bagi makhluk hidup.
Di Indonesia khususnya, sering terjadi berbagai macam
bencana alam yang datang silih berganti, seperti : banjir, tanah longsor, gempa
bumi dan lain-lain. Bencana alam tanah longsor disebabkan adanya erosi tanah
akibat dari tanah gundul yang tidak dapat menahan air hujan yang turun ke bumi
dengan jumlah yang sangat besar.
Erosi sebenarnya
merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian
ini deperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak terata dengan baik dan pembangunan jalan.
Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami
erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Konservasi tanah sangat
penting untuk mengatasi degradasi lahan yang merupakan salah satu dari empat
ancaman utama terhadap pelaksanaan RPPK, khususnya pada sektor pertanian di
mana ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama. Keempat ancaman tersebut
adalah: (1) pelandaian dan stagnasi produktivitas padi akibat kemandegan
implementasi inovasi teknologi, (2) ketidakstabilan produksi padi akibat
cekaman hama dan penyakit serta iklim, (3) degradasi sumber daya pertanian,
terutama lahan dan air, serta (4) konversi lahan pertanian.
Berdasarkan uraian
singkat diatas, maka dianggap perlu untuk melakukan praktikum lapangan ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum lapangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan teras
vegetative dengan menggunakan patok dari pohon gamal.
II.
Kondisi
Umum Lokasi
2.1 Letak lokasi
Kabupaten Gowa dengan letak geografis
wilayah antara 5° 17” 38,6’ LS sampai
dengan 119° 36” 20,3’ BT
Praktikum
lapang Dusun manyampa desa tana karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Adapun letak
administratifnya yakni :
Sebelah utara :
Desa Moncongloe, Kec. Manuju
Sebelah timur :
Desa Pattalikkang, kec. Manuju
Sebelah selatan :
Desa Bissoloro, kec. Bungaya
Sebelah barat :
Desa Towat, kec. Polombangkeng Utara
2.2 Kondisi Biogeofisik
Lingkungan
biogeofisik adalah suatu bentuk keseimbangan ekosistem yang dinamis antar
komponen-komponen lingkungan hidup manusia seperti air, tanah, udara dan
keanekaragaman hayati. Wilayah ini merupakan wilayah yang
memiliki dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran tinggi daerah ini memiliki
kemiringan sekitar 10 sampai 30˚. Pada daerah ini tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik. Daerah
yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi. Tanah pada daerah ini memiliki pH sekitar 5 sampai 6.
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan
dilaksanakan pada hari selasa, 27 Mei 2014 pada pukul 07.00 wita sampai 13.00
wita lapang di Dusun manyampa, Desa Tana Karaeng, , Kecamatan Manuju,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
3.2 Alat dan Bahan
Pada Praktikum
Pembuatan Teras ini alat yang digunakan berupa alat pengukur kemiringan, parang, peta RBI, GPS, selang,
meteran, alat tulis menulis dan kamera.
Adapun bahan yang digunakan yaitu air, patok dari gamal dan ranting dedaunan atau semak
belukar.
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Prosedur percobaan pada
praktikum lapangan ini adalah :
1.
Mengisi selang dengan air,
2.
Mengambil pohon gamal
untuk dijadikan patok ukuran panjang 70 cm menggunakan parang dan dua patok
dengan ukuran yang lebih tinggi,
3.
Patok ukuran yang lebih
tinggi dari 70 cm dijadikan penanda,
4.
Memasang
patok pada suatu titik dengan jarak
antar patok 0.5 meter atau 1 meter dan jarak antar patok kelompok lain yaitu 5
meter,
5.
Pada
penempatan tiap patok dalam garis kontur
menggunakan tolak ukur dari selang, yaitu jika air pada ujung yang satu
dengan ujung yang satu lagi sama maka disitulah titik penempatan patok, hal ini
dilakukan untuk mengetahui persamaan ketinggian tiap titik kontur teras, dan
6.
Memberikan
vegetasi pada garis kontur.
7.
Menghitung
kemiringan lereng dengan menggunakan alat pengukur kemiringan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar hasil pembuatan teras pada praktikum lapang
Konservasi Tanah dan Air yaitu :
Gambar 1.
Pembuatan Patok Gambar 2. Pengukuran Jarak Patok
Gambar
3. Penanaman Patok Gambar 4. Kesesesuaian Kemiringan
4.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum
lapang Konservasi Tanah dan Air maka
didapatkan hasil bahwa untuk tehnik konservasi tanah dengan tanah yang memiliki
kemiringan 10 - 30˚
dapat menggunakan metode vegetative, hal ini dilakukan untuk mengurangi erosi.
Pada hasil perhitungan kemiringan lereng didapatkan hasil yaitu 15˚. Sesuai dengan pendapat Hamilton (1997) bahwa Teknologi
vegetatif (penghutanan) sering dipilih karena selain dapat menurunkan erosi dan
sedimentasi di sungai-sungai juga memiliki nilai ekonomi (tanaman produktif)
serta dapat memulihkan tata air suatu Daerah Aliran Sungai. Menurut Sukirno
(1995) Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan
keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat: (1) memelihara kestabilan
struktur tanah melalui sistem perakaran dengan memperbesar granulasi tanah, (2)
penutupan lahan oleh serasah dan tajuk mengurangi evaporasi, (3) disamping itu
dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan
porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah penyerapan air (infiltrasi) dan
mencegah terjadinya erosi.
Menurut Harsono (1995) Penutupan
tanah dengan vegetasi dapat meningkatkan infiltrasi karena perakaran tanaman
akan memperbesar granulasi dan porositas tanah, disamping itu juga mempengaruhi
aktifitas mikroorganisme yang berakibat pada meningkatkan porositas tanah . Selanjutnya
air masuk melalui infiltrasi tetap tersimpan karena tertahan oleh tanaman
penutup di bawahnya atau sisa-sisa tanaman berupa daun yang sifatnya memiliki
penutupan yang rapat sehingga menekan evaporasi.
Dalam
konservasi tanah metode vegetative ini kami membuat teras vegetasi , teras vegetasi dibuat dengan cara membuat
garis kontur dan memberikan vegetasi pada garis kontur tersebut. Tanaman yang
digunakan pada pembuatan garis kontur yaitu tanaman gamal, karena tanaman gamal
dapat tumbuh dengan baik dan cepat. Fungsi utama teras vegetasi adalah memperlambat
aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan
yang tidak sampai merusak, dan meningkatkan laju infiltrasi tanah.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang
didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Bahwa untuk tehnik konservasi tanah dengan tanah yang
memiliki kemiringan sekitar 10 - 30˚ dapat menggunakan metode vegetative, hal
ini dilakukan untuk mengurangi erosi.
2.
Teras vegetasi dibuat dengan cara membuat garis kontur
dan memberikan vegetasi pada garis kontur tersebut.
3.
Fungsi utama teras vegetasi adalah memperlambat aliran
permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang
tidak sampai merusak, dan meningkatkan laju infiltrasi tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamilton, L.S. dan P.N.King, 1997. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika (Tropical
Forested Watersheds). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Harsono, 1995. Hand
Out Erosi dan Sedimentasi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Sukirno, 1995. Hand
Out Teknik Konservasi Tanah. Program Studi Teknik Pertanian Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
KONSERVAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar